Memukul Anak
Menjelang magrib hari ini, saya kembali memukul anak laki pertama. Satu tamparan lumayan keras di pipi sebelah kiri dengan tangan kanan saya. Penyebabnya karena saya tidak kuasa menahan emosi karena dia sudah berlaku tidak sopan ke mbah kung nya. Di saat mau berangkat ke mushola si anak ini masih mainan kartu. Dimarahin ibunya karena si anak ngelempar guling ke muka mbah kungnya.
Mbah kungnya memukul kaki si cucu karena terlalu banyak nonton TV di rumah mbah nya. Berhubung di rumah tidak ada TV, jadi mau melihat TV pasti main ke tempat mbah nya. Mungkin karena marah kena pukul sama mbahnya akhirnya si anak membalas dengan melempar guling ke muka mbah nya. Si anak dengan adeknya memang sering nonot TV berlarut-larut di sana. Kadang lihat TV tepat di depan TV nya, kadang sampai ketiduran dengan kondisi TV menyala.
Kebetulan saat ini di tempat kami sedang ada pembangunan rumah lantai 2, jadi tidak bisa mengontrol anak-anak lebih ketat. Biasanya ketika belum pulang lama, akan dicari ke rumah mbahnya. Kebanyakan pasti lagi lihat TV atau main dengan anak-anak lain di sekitar rumah.
Mendidik sopan santun adalah salah satu hal yang sayang penting untuk kami tanamkan ke anak-anak. Oleh karenanya ketika mendengar berita ini, seketika saya langsung emosi. Ditamah lagi waktu sudah magrib dan si anak masih enak main kartu di kamar. Saya sudah memberi nasihat kalau lain waktu tidak boleh begitu lagi. Tapi waktu si anak saya ajak ke mushola, dia malah buka baju untuk mandi. Seketika reflek tangan kanan saya memukul pipi kirinya "Plakk". Lanjut saya tinggal berangkat ke mushola.
Harapan saya dengan kejadian ini, agar si anak punya ingatan bahwa hal tersebut tidak boleh diulangi lagi. Sebagai pengingat sampai dewasa nanti, bapaknya mendidik untuk menjadi anak yang sopan kepada orang yang lebih tua.
Catatan:
- Sumber gambar https://www.halodoc.com/artikel/sering-memukul-anak-bisa-berpengaruh-pada-kesehatan-mental
Komentar
Posting Komentar
Semoga bermanfaat dunia dan akhirat